Metadon Terapi Subtitusi Pengguna Narkoba
Terapi substitusi yang mengantikan narkotika jenis heroin yang
menggunakan jarum suntik menjadi metadon yang berbentuk cair yang
pemakaiannya dilakukan dengan cara diminum (BNN, 2006). Menurut buku saku metadon, penggunaan metadon bertujuan untuk
mengurangi penggunaan narkoba yang disuntikan, sehingga jumlah penyebaran
HIV/AIDS dapat berkurang, selain itu metadon juga dapat meningkatkan fungsi
psikologis dan sosial, mengurangi risiko kematian dini, mengurangi tindak
kriminal karena tingkat kecanduan yang dapat menyebabkan seorang pengguna
menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan narkoba misalnya dengan
mencuri atau merampok dapat di tekan, selain itu metadon juga betujuan untuk
mengurangi dampak buruk akibat penyalahgunaan narkoba itu sendiri (Preston,
2006).
Efek dan Kelemahan Metadon
Kelemahan dari metadon karena sifatnya yang sama dengan heroin, maka
penyalahgunaan dapat terjadi. Metadon harus diminum di depan petugas setiap
harinya oleh karena pasien dapat kemungkinan lari dari terapi sehingga tidak bisa begitu
saja berpergian atau berlibur (Preston, 2006). Adapun efek metadon terhadap setiap orang berbeda-beda, namun ada efek lain, yaitu sebagai berikut:
- Efek terhadap obat yang akan menyebabkan perubahan mood yang tidak begitu kuat, tetapi masa kerjanya lebih panjang dibandingkan heroin, dapat mengontrol emosi, metadon juga dapat menyebabkan mengantuk atau tidur, dapat juga menyebabkan mual atau muntah, pernafasan terlalu kerap dan dalam, refleks batuk berkurang dan metadon dapat mengurangi segala bentuk sakit fisik;
- Efek metadon terhadap sistem otonom dapat menyebabkan pupil mata mengecil, konstipasi (buang air besar jarang), mata, hidung dan mulut kering dan dapat membuat kesulitan dalam mengeluarkan kencing;
- Metadon juga menyebabkan pelepasan histamin (suatu zat kimia) yang biasanya dikeluarkan pada saat terjadinya alergi yang akan menimbulkan produksi keringat meningkat, kulit merah-merah, tubuh terasa gatal dan penyempitan jalan udara pernafasan;
- Efek lain dari metadon juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan frekuensi atau tidak adanya menstruasi, penurunan rangsangan seksual, penurunan tenaga (lesu), rasa berat pada tangan dan kaki dan keinginan untuk memakan makanan yang manis-manis.
Manfaat Terapi Metadon
Harm reduction terdiri dari beberapa kegiatan yang salah satunya adalah program terapi substitusi. Salah satu program terapi substitusi ini adalah program terapi metadon. Berdasarkan hasil uji coba Program Terapi Rumatan Metadon di Rumah Sakit Sanglah dan RSKO diperoleh hasil yang positif yaitu perbaikan kualitas hidup dari segi fisik, psikologi, hubungan sosial dan lingkungan, penurunan angka kriminalitas, penurunan depresi dan perbaikan kembali ke aktivitas sebagai anggota masyarakat (Depkes, 2007). Berbagai macam manfaat dari metadon (Preston, 2006), yakni diantaranya:
- Metadon dapat mengembalikan kehidupan pengguna sehingga mendekati kehidupan normal;
- Pasien yang menggunakan metadon dapat selalu terjangkau oleh petugas karena pemakaian metadon yang digunakan secara oral atau diminum langsung di depan petugas;
- Pasien berhenti/ mengurangi menggunakan heroin;
- Psien berhenti/ mengurangi menggunakan jarum suntik sehingga penyebaran HIV/AIDS dapat berkurang;
- Kesehatan fisik dan status gizi meningkat karena pola hidup yang teratur;
- Metadon dapat membuat hubungan antara pasien dan keluarga menjadi lebih baik dan stabil;
- Masa kerja dari metadon lebih panjang dibandingkan heroin atau putaw;
- Harga dari metadon tidak mahal atau murah dibandingkan dengan heroin dan putaw;
- Metadon bersifat legal sehingga pasien tidak merasa takut tertangkap oleh polisi; dan
- Metadon juga dapat diikuti dan disertai konseling, perawatan medis, dan pertolongan lain.
Prosedur Pelayanan Metadon
Pelayanan metadon memiliki prosedur yang harus diikuti oleh seluruh
pengguna metadon (Dinkes, 2006). Adapun prosedur pelayanan metadon itu, yakni antara lain:
- Pendaftaran Pasien, hal mana petugas administrasi menerima pembayaran retribusi kemudian memberikan karcis retribusi dan mencatat di buku penerimaan retribusi, setelah itu petugas mencatat data pasien di status pasien lalu mencatat kembali ke buku register dan membuat kartu status pasien.
- Pencatatan Identitas, hal mana pekerja sosial atau perawat melakukan pencatatan lengkap identitas pasien pada status pasien.
- Penilaian Klinis yang dilakukan oleh dokter dengan membuat rencana terapi dan menerangkan keadaan pasien kemudian memberikan resep metadon dan obat lain bila diperlukan, dokter mencatat setiap rencana pemberian metadon dan teraapi lainnya ke status pasien dan dokter berhak memberikan Take Home Dose dengan persyaratan yang berlaku. Adapun penilaian yang dilakukan oleh perawat dengan memberikan KIE kepada pasien baru dan membuat tagihan pembayaran metadon,dan yang dilakukan oleh pasien adalah menyerahkan foto copy KTP dan pas photo 3x4 sebanyak 1 lembar.
- Pembayaran metadon yang dilakukan oleh petugas kasir adalah menerima pembayaran metadon dari pasien dan memberikan bukti pembayaran kepada pasien.
- Pemberian metadon yang dilakukan oleh petugas farmasi dengan menerima bukti pembayaran metadon kemudian petugas menyiapkan, memberikan dan menyaksikan pasien minum metadon, kemudian petugas mencatat pemberian metadon dan menandatangani bukti pemberian metadon. Adapun yang dilakukan oleh perawat adalah menanyakan keluhan pasien sebelum minum metadon, menyaksikan dan memastikan pasien minum metadon, kemudian mencatat pemberian metadon dan mengingatkan pasien untuk datang kembali sesuai jadwal. Pada pemberian metadon yang dilakukan oleh pasien adalah minum metadon di depan petugas dan menandatangani bukti pemberian metadon.
Dosis Metadon
Dosis metadon berbeda-beda untuk setiap peserta karena adanya
perbedaan metabolisme, berat badan, dan toleransi terhadap opiat. Dibutuhkan
beberapa waktu untuk menentukan dosis yang tepat untuk setiap orang. Jika ia
menunjukkan tanda-tanda atau gejala putus obat, dosis harus ditingkatkan.
Banyak program memulai dengan dosis 20 mg metadon dan meningkatkan dosis
5-10 mg per hari sesuai dengan kemampuan tubuh peserta mengimbangi kadar
dosis.
Biasanya peserta akan bertahan dalam terapi dan membatasi (atau
menghentikan) penggunaan narkoba jika dosis metadon sedang hingga tinggi (60-100 mg). Dosis harus ditingkatkan secara hati-hati dan perlahan sampai peserta
hanya merasakan gejala putus zat yang paling ringan dan tidak terbius oleh dosis.
Pengurangan dosis atas permintaan peserta. Idealnya, pada saat ini
kehidupan peserta telah lebih stabil (tidak lagi memakai narkoba dan telah mempunyai pekerjaan dan kehidupan diluar lingkungan atau suasana narkoba). Jika
peserta menunjukkan masalah fisik atau psikologis yang jelas mungkin lebih baik
menghentikan pengurangan dosis sampai beberapa minggu sampai peserta merasa
lebih nyaman dan yakin terhadap pengurangan tersebut. Jika pengurangan tetap
dilakukan saat peserta mengahadapi masalah, peserta hampir selalu kembali
memakai narkoba. Adapun kecepatan pengurangan dosis metadon yang dianjurkan, yakni:
- Dosis Rendah
Dalam dosis rendah, dosis yang digunakan yaitu di bawah 40 mg (empat puluh miligram) dengan pengurangan dosis 1 mg (satu miligram) sampai 2.5 mg (dua koma lima miligram) per minggu atau per dua minggu; - Dosis Sedang
Dalam dosis sedang, dosis yang digunakan yaitu 40 mg (empat puluh miligram) sampai 80 mg (delapan puluh miligram) dengan pengurangan dosisi 2.5 mg (dua koma lima miligram) sampai 5 mg (lima miligram) per minggu atau per dua minggu; dan - Dosis Tinggi
Dalam osis tinggi, dosis yang digunakan yaitu lebih dari 80 mg (delapan puluh miligram) dengan pengurangan dosisi 5 mg (lima miligram) sampai 20 mg (dua puluh miligram) per minggu atau per dua minggu.
Metabolisme metadon dalam tubuh bervariasi dan sangat individual. Obat
yang dapat meningkatkan level metadon, SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) terutama fluvoxamine,
ketoconazole, Antiretroviral Human Immunodeficiency Virus (ARV HIV) jenis saquinavir, nelfinavir yang ada keadaan ini dosis awal
20 mg (dua puluh miligram) (Depkes, 2007).
Sedangkan obat yang menurunkan level metadon adalah anti kejang, Rifampisisn, Antiretroviral Human Immunodeficiency Virus (ARV HIV) jenis nevirapin dan efavirenz yang pada keadaan ini dimulai dengan dosis 30 mg (tiga puluh miligram) (Depkes, 2007).
Demikian penjelasan singkat mengenai Terapi Metadon untuk Pengguna Narkoba yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pernyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan kirimkan pesan atau tinggalkan komentar di akhir postingan. Kritik dan sarannya sangat diperlukan untuk membantu kami menjadi lebih baik kedepannya dalam menerbitkan artikel. Terima kasih.