Dampak Negatif dari Pornografi
Bungin (2006) menyampaikan kesimpulan tentang bahaya pornomedia dalam beberapa tingkat sebagaimana berikut di bawah ini:
Tingkat Pertama
Tingkat pertama, yaitu mengubah perilaku normal menjadi abnormal (disorder), hal mana saat remaja seharusnya belajar dan bergaul sesuai norma yang ada namun pada tahap ini, pornografi mengubah perilakunya menjadi abnormal karena selalu membayangkan pornografi.
Tingkat Kedua
Tingkat kedua, yaitu meningkatkan kebiasaan menelusuri dan mengkonsumsi pornomedia dan menjadikan perilaku anomali sebagai kebiasaan. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan remaja yang telah terpapar pornografi tersebut yang kemudian menciptakan kebiasaan untuk rutin mengakses pornografi tersebut.
Tingkat Ketiga
Tingkat ketiga, yaitu mengumpulkan pandangan tentang pornomedia dan mengubah pandangan normal terhadap anomali pornomedia, hal mana bagi para remaja bisa dengan mencari persetujuan temannya untuk mendukung kegiatan pornonya.
Tingkat Keempat
Tingkat keempat, yaitu mencari kepuasan pornomedia di dunia nyata, hal mana setelah mendapatkan persetujuan dari orang yang dianggap penting baginya, remaja ini kemudian mencari kepuasan pornomedia di dunia nyata yang bisa saja dengan melakukan masturbasi, mengintip orang lain sampai melakukan perilaku seks pranikah termasuk melakukan hubungan seks secara paksa (pemerkosaan).
Tingkat Kelima
Tingkat kelima, yaitu sikap terhadap pencarian kepuasan pornomedia di dunia nyata dan anomali seksual sebagai tindakan normal dan wajar (order). Perbuatan yang dilakukan oleh remaja pada tingkat keempat tersebut menjadi kegiatan yang dianggap normal dan wajar sehingga dilakukan berulang kali yang kemudian menjadi kebiasaan.
Fagan (2009) menunjukkan kebanyakan remaja yang menonton pornografi memiliki rasa malu dan rendah diri serta memiliki perilaku seksual yang tidak jelas, namun kondisi tersebut berangsur-angsur berubah menjadi kesenangan dan kecanduan untuk menonton secara teratur. Resiko menonton pornografi juga termasuk munculnya perilaku seks beresiko dan tidak bertanggung jawab serta menimbulkan resiko kehamilan pada perempuan.
Owens, Behun, Manning dan Reid (2012) mengemukakan bahwa remaja yang mengkonsumsi pornografi mempengaruhi kesehatan otaknya yang kemudian meningkatkan kecemasan dan kecenderungan untuk mengambil resiko tinggi. Tayangan pornografi tersebut juga lebih melekat lama dalam otak para remaja.
Melalui paparan tersebut jelaslah kita mendapatkan pandangan bahwa pornografi atau pornomedia memberikan dampak negatif bagi setiap orang khususnya remaja. Sikap terhadap pornografi disimpulkan sebagai sikap seseorang terhadap tulisan, gambar, video yang mengandung hal yang vulgar dan seronok, baik itu sikap suka atau tidak suka terhadap hal tersebut.
Demikian penjelasan singkat mengenai Dampak Negatif dari Pornografi yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan kirimkan pesan atau tinggalkan komentar di akhir postingan. Kritik dan sarannya diperlukan untuk membantu kami menjadi lebih baik kedepannya dalam menerbitkan artikel. Terima kasih.
Pengunjung juga membaca: