Cara Mencegah Terjadinya Kekerasan Seksual
Kasus pelecehan seksual merupakan insiden yang kerap dialami di tempat umum. Menurut data yang dihimpun WHO pada 2021, 1 (satu) dari 3 (tiga) orang perempuan di seluruh dunia pernah mengalami pelecehan seksual. Dalam penelitian Humaira et al. Tahun 2015, 1 (satu) dari total 16 (enam belas) sampel kasus kekerasan seksual berasal dari orang yang tidak dikenal sedangkan 15 (lima belas) sampel kasus sisanya berasal dari orang terdekat atau orang yang dikenal.
Data di Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Tahun 2020 mencatat kasus kekerasan anak yang terjadi rentang bulan Januari-Juni 2020 sebanyak 1.848 (seribu delapan ratus empat puluh delapan) kasus kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan kasus kekerasan yang paling banyak dialami anak dibandingkan kekerasan fisik (852 kasus) dan psikis (768 kasus). Angka ini menunjukkan kekerasan seksual marak terjadi pada anak, sehingga diperlukan adanya upaya penanganan maupun pencegahan dari berbagai lapisan masyarakat.
Meskipun kebanyakan pihak yang menjadi korban dari tindak pelecehan sosial adalah perempuan, bukan tidak mungkin laki-laki juga mengalami kejadian serupa. Pelaku kekerasan seksual saat ini kerap berasal dari orang-orang terdekat korban misalnya teman, pacar, orang tua, bahkan anggota keluarga besar lainnya. Oleh karena itu, setiap anak maupun orang tua perlu untuk lebih waspada mengenai kekerasan seksual.
Menurut WHO (2017) cara untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual, melalui :
- Pendekatan Individu, yakni dengan cara :
- Memberikan dukungan psikologi pada korban kekerasan seksual;
- Merancang program bagi pelaku kekerasan seksual dimana pelaku harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya seperti menetapkan hukuman yang pantas bagi pelaku kekerasan seksual;
- Memberikan pendidikan untuk pencegahan kekerasan seksual seperti :
- Pendidikan kesehatan reproduksi;
- Sosialisasi menganai penyakit menular seksual; dan
- Pendidikan perlindungan diri dari kekerasan seksual.
- Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan yaitu mencegah kekerasan seksual dengan cara menanamkan pendidikan pada anak-anak sejak usia dini, seperti : - Pendidikan mengenai gender;
- Memperkenalkan pada anak tentang pelecehan seksual dan risiko dari kekerasan seksual;
- Mengajarkan anak cara untuk menghindari kekerasan seksual;
- Mengajarkan batasan untuk bagian tubuh yang bersifat pribadi pada anak; dan
- Mengajarkan batasan aktivitas seksual yang dilakukan pada masa perkembangan anak.
- Pencegahan Sosial Komunitas seperti :
- Mengadakan kampanye anti kekerasan seksual;
- Memberikan pendidikan seksual di lingkungan sosial
- Mensosialisasikan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sosial.
- Pendekatan Tenaga Kesehatan, yakni :
- Tenaga Kesehatan memberikan Layanan Dokumen Kesehatan yang mempunyai peran sebagai alat bukti medis korban yang mengalami kekerasan seksual;
- Tenaga Kesehatan memberikan pelatihan kesehatan mengenai kekerasan seksual dalam rangka mendeteksi secara dini kekerasan seksual;
- Tenaga Kesehatan memberikan perlindungan dan pencegahan terhadap penyakit HIV; dan
- Tenaga Kesehatan menyediakan tempat perawatan dan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
- Pendekatan Hukum dan Kebijakan Mengenai Kekerasan Seksual, yakni :
- Menyediakan tempat pelaporan dan penanganan terhadap tindak kekerasan seksual;
- Menyediakan peraturan legal mengenai tindak kekerasan seksual dan hukuman bagi pelaku sebagai perlindungan terhadap korban kekerasan seksual;
- Mengadakan perjanjian internasional untuk standar hukum terhadap tindak kekerasan seksual; dan
- Mengadakan kampanye anti kekerasan seksual.
Adapun secara umum agar terhindar dari tindakan pelecehan seksual, berikut ini yang dapat dilakukan untuk menghindari kekerasan atau pelecehan seksual :
- Bersikap Percaya Diri;
- Bersikap Tegas;
- Jangan Memberikan Kepercayaan Penuh;
- Membekali Diri dengan Pendidikan Seksual;
- Mempelajari Ilmu Bela Diri;
- Membawa Alat Perlindungan Diri;
- Waspada terhadap Lingkungan Sekitar;
- Hindari Bepergian dengan Orang yang Baru Dikenal;
- Hindari Obrolan Berbau Porno; dan
- Menghubungi Pihak Berwajib.
Bersikap Percaya Diri
Sikap percaya diri dipercaya dapat mencegah terjadinya pelecehan seksual. Melansir dari berbagai sumber, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengatakan bahwa pelaku pelecehan seksual cenderung mengincar korban yang terlihat lemah dan tidak percaya diri. Karenanya, sebisa mungkin usahakan untuk selalu menunjukkan sikap percaya diri guna meminimalisir terjadinya pelecehan seksual. Beranilah menyuarakan keberatan jika ada seseorang yang melakukan hal tidak mengenakkan.
Bersikap Tegas
Kekerasan dan pelecehan seksual kerap terjadi di tempat umum sehingga kita harus lebih waspada dan berjaga-jaga. Jika hal ini terjadi pada diri kita atau pun pada orang lain ketika sedang menggunakan transportasi umum yang mana sangat rawan terjadi, maka segera menegur pelaku tersebut agar ia merasa dipermalukan dan pelaku tidak akan berani melakukan hal itu lagi.
Jangan Memberikan Kepercayaan Penuh
Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Akan tetapi, bukan berarti Anda bisa menaruh rasa percaya sepenuhnya, apalagi terhadap orang yang baru ditemui. Jadi, untuk menghindari pelecehan seksual, akan lebih baik bila kita sedikit menjaga jarak dengan mereka yang bukan anggota keluarga atau kerabat yang benar-benar dekat.
Membekali Diri dengan Pendidikan Seksual
Hal yang penting untuk diketahui dan dilakukan adalah dengan membekali diri dengan pendidikan seksual. Setidaknya minimal harus mengetahui bagian tubuh yang bersifat pribadi dan segala aktivitas seks yang harus didasari persetujuan dan perilaku yang tergolong pelecehan seksual. Edukasi tentang pendidikan seksual bertujuan agar korban mampu menghindari tindakan-tindakan pelaku kekerasan dan pelecehan seksual.
Mempelajari ilmu bela diri
Salah satu tips menjaga diri agar terhindar dari pelecehan seksual adalah dengan mempelajari teknik dasar perlindungan diri. Menguasai teknik bela diri dasar tentu tidak semata-mata digunakan untuk membuat diri terlihat seperti jagoan. Ilmu bela diri dianggap penting untuk dipelajari guna mencegah terjadinya pelecehan seksual. Dengan mempelajari ilmu dasar bela diri, seseorang dapat melindungi dirinya sendiri dan orang lain.
Membawa alat perlindungan diri untuk keadaan darurat
Alat-alat seperti pemecah kaca, semprotan cabai, dan strum stun gun dapat digunakan sebagai alat perlindungan diri darurat jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena itu, salah satu dari benda ini penting untuk selalu berada dalam jangkauan tangan. Hal ini dilakukan agar korban dapat melumpuhkan pelaku yang ingin melakukan tindakan pelecehan seksual.
Waspada terhadap lingkungan sekitar
Hindarilah lokasi dan keadaan lingkungan yang sepi agar dapat meminimalisir terjadinya tindak kejahatan seksual. Karena banyak pelaku kejahatan seksual yang melancarkan aksinya di tempat sepi. Meskipun begitu, kewaspadaan di tempat yang ramai juga tidak bisa disepelekan begitu saja. Alangkah baiknya jika perjalanan melewati tempat-tempat yang sepi tidak dilakukan seorang diri. Bawalah teman atau kerabat yang sekiranya bisa melindungi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Hindari Bepergian dengan Orang yang Baru Dikenal
Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari bepergian dengan orang yang baru dikenal, terlebih lagi apabila orang baru tersebut baru dikenal melalui media sosial. Hindari hal tersebut agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Selain itu, usahakan jangan berpergian sendirian ketika ke tempat yang jauh ajaklah keluarga, kerabat, teman atau orang yang kamu percaya untuk menemani bepergian.
Hindari Obrolan Berbau Porno
Obrolan berbau pornografi dapat membuat orang lain berpikir bahwa Anda terbiasa dengan hal-hal yang berbau seksual. Oleh sebab itu, hindari obrolan yang terlalu menjurus ke arah pornografi terutama dengan orang yang baru dikenal. Dikhawatirkan, lawan bicara sengaja memancing obrolan panjang agar ujung-ujungnya bisa membuat korban terbawa suasana sehingga tanpa sadar berbicara hal-hal berbau porno. Apabila ini terjadi, maka celah untuk melakukan tindak pelecehan seksual menjadi terbuka lebar.
Menghubungi Pihak Berwajib
Jika sedang mengalami atau kamu mendengar bukti adanya kekerasan dan pelecehan seksual, sebaiknya segera hubungi pihak berwajib. Dengan melaporkan ke pihak yang berwajib maka dapat menyelamatkan diri dan orang lain dari kekerasan atau pelecehan. Selain itu, hal ini juga dilakukan agar pelaku mendapatkan sanksi dan mendapatkan hukuman yang setara dengan apa yang dilakukannya kepada korban.
Adapun salah satu yang memiliki peranan penting dalam upaya penanganan dan pencegahan terhadap kekerasan seksual yang dialami anak adalah orang tua. Ada 4 (empat) langkah yang dapat diterapkan orang tua sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak, yakni sebagai berikut :
- Menjalin Komunikasi dan Kehangatan dengan Anak;
- Memberikan Edukasi Seks pada Anak;
- Melakukan Deteksi Dini; dan
- Mengajarkan Anak untuk Membuat Batasan
Menjalin Komunikasi dan Kehangatan dengan Anak
Komunikasi dapat menjadi upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak. Dengan komunikasi, orang tua akan memberikan informasi kepada anak terkait edukasi seksual. Sebaliknya, komunikasi juga dapat memberikan gambaran kepada orang tua mengenai dengan siapa anaknya berinteraksi dan apa saja yang dialami olehnya.
Komunikasi yang diterapkan dengan anak, yaitu dengan menciptakan komunikasi dua arah. Salah satu bentuk komunikasi dua arah yang dapat dilakukan dengan anak adalah diskusi. Topik yang didiskusikan beragam, tetapi dalam konteks kekerasan seksual, orang tua bisa menanyakan seperti Apa yang dirasakan oleh anak ketika ada orang lain menyentuhnya tanpa izin. Apabila anak memberikan pendapatnya mengenai topik tersebut, orang tua dapat melanjutkan diskusi dengan edukasi mengenai seks. Akan tetapi, dalam menjalin komunikasi dengan anak diperlukan adanya kedekatan. Hal ini dapat dilakukan orang tua yang salah satunya caranya yaitu dengan cara menjemput anak ke sekolah dan memintanya untuk menceritakan apa saja yang dialaminya.
Memberikan Edukasi Seks pada Anak
Meskipun edukasi seks masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat, hal ini dapat menjadi langkah utama dalam mencegah kekerasan seksual pada anak. Edukasi seks ini dapat memberikan pengertian bagi anak bahwa tubuhnya merupakan ranah privat yang tidak bisa disentuh oleh orang lain tanpa persetujuannya dan mereka berhak merasa tidak nyaman apabila ada orang lain yang menyentuh tubuhnya. Cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memberikan edukasi seks pada anak menurut Neherta (2017) adalah sebagai berikut:
- Usia 18 bulan
Ajarkan anak mengenai nama-nama bagian tubuh dengan tepat. - Usia 3-5 tahun
Ajarkan anak mengenai bagian-bagian tubuh privasi serta cara berkata tidak untuk tindakan seksual. - Usia 5-8 tahun
Ajarkan perbedaan antara sentuhan baik dan sentuhan buruk agar anak dapat menjaga diri ketika berada di luar rumah. - Usia 8-12 tahun
Diskusikan mengenai keamanan diri dan aturan perilaku seksual yang diterima oleh keluarga.
Melakukan Deteksi Dini
Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual tidak selalu memiliki tanda yang jelas. Beberapa anak mungkin akan berusaha menutupi apa yang dialaminya dengan tidak menceritakan kekerasan tersebut kepada orang tua. Namun, orang tua perlu mewaspadai hal-hal yang mencurigakan tampak pada anak dan terlihat terus-menerus dalam jangka waktu panjang, yaitu:
- Anak mengalami perubahan sikap yang drastis atau mendadak. Hal ini bisa dilihat apabila anak yang semula ceria dan ramah tiba-tiba menjadi murung dan menghindari orang lain;
- Anak mengeluhkan rasa sakit pada bagian tubuhnya, terutama pada bagian alat kelaminnya;
- Anak mengompol, padahal sebelumnya tidak pernah mengompol lagi;
- Anak mengalami penurunan dalam prestasi belajar; dan
- Anak meminta agar tidak ditinggalkan sendiri
Apabila orang tua mendapati tanda-tanda tersebut pada anak, maka jangan ragu untuk langsung membawa anak menuju dokter anak atau psikolog anak untuk memeriksakan kondisi fisik dan psikologisnya.
Mengajarkan Anak untuk Membuat Batasan
Batasan atau boundaries perlu dibicarakan dengan anak. Dalam konteks ini, anak perlu diajarkan untuk mengatakan tidak atau menolak secara tegas apabila ada orang lain yang ingin menyentuh tubuhnya dan anak juga perlu diajari untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Demikian penjelasan singkat mengenai Cara Mencegah Terjadinya Kekerasan Seksual yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan tinggalkan pesan atau komentar di akhir postingan. Terima kasih.