Kriminalitas Kelompok Geng Motor
Pengertian Kelompok Geng Motor
Kelompok geng motor adalah sekumpulan orang memiliki hobi bersepeda motor yang membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda motor. Adapun juga beberapa orang yang berpendapat bahwa geng motor adalah sekumpulan orang atau kelompok yang menggunakan motor sebagai pemersatunya dan biasanya mengarah ke hal-hal negatif.
Sebutan geng motor ini selalu memberikan citra buruk yang biasanya identik dengan tindakan anarkis, berbeda dengan komunitas yang merupakan sekumpulan orang yang memiliki hobi sama yaitu pecinta otomotif dan biasanya komunitas motor berkumpul dengan kendaraan yang sama dan lebih spesifik dari segi tipe motornya.
Dampak negatif kelompok geng motor banyak disebutkan bahwa akan membuat lalu lintas terganggu, juga dapat menimbulkan keresahan masyarakat apabila kelompok geng motor tersebut melakukan tindakan-tindakan yang bersifat negatif. Kelompok geng motor ini sebenarnya berawal dari sebuah kecenderungan hobi yang sama.
Pengertian kelompok geng motor memang melekat dengan kekerasan, hal ini karena beberapa geng motor belakangan telah berubah dari kumpulan hobi mengendarai motor menjadi hobi menganiaya orang, hobi melakukan aksi perampokan serta pembunuhan. Anggota-anggota geng motor kebanyakan adalah anak-anak dan remaja. Ini merupakan salah satu permasalahan yang harus dicegah dan ditanggulangi secepatnya.
Tindakan Kriminalitas Oleh Kelompok Geng Motor
Tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh anggota kelompok geng motor sangat banyak terjadi baik di kota besar maupun kota kecil. Perbuatan tersebut banyak dasarnya baik dari diri sendiri ataupun dorongan dari orang lain. Biasanya kriminalitas kebanyakan berlatar belakang dari kondisi ekonomi dan masyarakat sekitar. Tindakan kriminal ada yang bersifat sembunyi-sembunyi dan ada juga yang terang-terangan.
Kriminalitas masih menjadi satu kesatuan dengan kemiskinan, setelah diperhatikan kemiskinan tidak hanya miskin harta tetapi juga miskin ilmu, miskin harga diri, miskin hati dan banyak lainnya. Jika kejahatan meningkat itu adalah salah satu faktor dari pengangguran yang ada karena para pengangguran memiliki banyak waktu kosong, selain itu juga kesenjangan ekonomi yang terlihat jelas pada sekarang ini sehingga mereka para penganggur merasa tidak adil dan berfikir untuk melakukan tindak kriminalitas. Selain itu perubahan sosial yang ada merupakan salah satu pemicu tindak kriminalitas. Selain itu kriminalitas juga identik dengan dunia remaja yang serba ingin tahu dan ingin mencoba hal- hal yang baru.
Dapat dijelaskan bahwa salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan adalah kriminalitas di kalangan remaja. Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja.
Hal ini cukup meresahkan dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat. Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat bervariasi, terutama dengan kehadiran geng-geng motor yang sangat meresahkan masyarakat yang menjadi salah satu wadah sebagai watak kebringasan remaja yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran lalu lintas, penjarahan, pemerkosaan bahkan sampai pada pembunuhan.
Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Hal ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut. Kenakalan remaja yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dan dunia pada umumnya dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk perilaku menyimpang di masyarakat.
Tentu saja fenomena ini dapat dijelaskan dalam tataran ilmu sosial, hanya saja untuk mencari suatu teori yang relevan yang dapat menjelaskan dengan baik mengenai kenakalan remaja dibutuhkan kejelian tersendiri. Kenakalan remaja dapat diidentifikasikan sebagai bentuk penyimpangan yang terjadi di masyarakat dan dengan identifikasi ini maka kenakalan remaja dapat dijelaskan dalam tataran ilmu-ilmu sosial.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan remaja merupakan adanya konflik antara norma-norma yang berlaku di masyarakat dengan cara-cara dan tujuan-tujuan yang dilakukan oleh individu. Oleh karena itu, Penulis membagi keadaan ini ke dalam 5 (lima) kategori, yaitu :
- Conformity
Conformity atau individu yang terintegrasi penuh dalam masyarakat baik yang tujuan dan cara-caranya benar dalam masyarakat. - Innovation
Innovation atau individu yang tujuannya benar, namun cara-cara yang dipergunakannya tidak sesuai dengan yang diinginkan dalam masyarakat. - Ritualism
Ritualism atau individu yang salah secara tujuan namun cara-cara yang dipergunakannya dapat dibenarkan. - Retreatism
Retreatism atau individu yang salah secara tujuan dan salah berdasarkan cara-cara yang dipergunakan. - Rebellion
Rebellion atau individu yang meniadakan tujuan-tujuan dan cara-cara yang diterima dengan menciptakan sistem baru yang menerima tujuan-tujuan dan cara-cara baru.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja berupa tindakan kriminal boleh jadi membuat kita berpikir ulang mengenai integrasi dalam masyarakat. Alih-alih menjadi tertuduh utama sebagaimana yang dituduhkan dalam media massa, kenakalan remaja berupa tindak kriminal justru memberikan pengaruh yang besar dalam masyarakat meskipun pengaruh mereka tidaklah diinginkan (unintended).
Faktor Penyebab Kriminilitas Remaja
Adanya kriminalitas di kalangan remaja pun mendorong kita bertanya penyebab terjadinya tindakan tersebut. Kenakalan remaja boleh jadi berkaitan erat dengan hormon pertumbuhan yang fluktuatif sehingga menyebabkan perilaku remaja sulit diprediksi, namun ini bukanlah jawaban yang dapat menjadi justifikasi atas perilaku remaja. Rasanya angapan bahwa hormon berpengaruh sangat besar agak dilebih-lebihkan, nampaknya ada faktor lain yang menyebabkan mengapa angka kriminalitas di kalangan remaja menjadi sangat tinggi dan perbuatan kriminalitas tersebut dianggap sangat meresahkan masyarakat secara luas.
Salah satu tuduhan mengenai tingginya angka kriminalitas remaja sebagai salah satu anggota geng motor adalah tidak berfungsinya keluarga dan/ atau ketidakberfungsian sosial masyarakat. Keluarga di anggap gagal dalam mendidik remaja sehingga menyebabkan mereka melakukan tindakan-tindakan penyimpangan yang berujung dengan diberikannya sanksi sosial oleh masyarakat. Alih-alih tertib, sanksi yang diberikan justru menjadikan remaja menjadi lebih sulit diatur dan hal ini pula yang menyebabkan masyarakat dianggap gagal dalam melakukan tindakan pencegahan atas terjadinya perilaku menyimpang tersebut.
Keluarga memegang peranan yang penting dan hal ini diakui oleh banyak pihak. Keluarga merupakan elemen penting dalam melakukan sosialisasi nilai, norma dan tujuan-tujuan yang disepakati dalam masyarakat dan tingginya angka kriminalitas remaja sebagai konsekuensi dari tidak berjalannya aturan dan norma yang berlaku di masyarakat dianggap sebagai kesalahan keluarga. Jika melihat dari sisi teoritis, tentu saja bukan hanya keluarga yang dipersalahkan, masyarakat pun dapat dipersalahkan dengan tidak ditegakkan aturan secara ketat atau membantu sosialisasi norma dan tujuan dalam masyarakat.
Salah satu faktor lainnya yang juga harus diperhatikan adalah grup remaja tersebut. Teman sepermainan memegang peran penting dalam meningkatnya angka kriminalitas di kalangan remaja. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sutherland bahwa tindakan kriminal bukanlah sesuatu yang alamiah namun sesuatu yang harus dipelajari, hal ini lah yang menyebabkan pentingnya untuk melihat teman sepermainan remaja tersebut.
Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.
Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya.
Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif. Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan orang lain.
Demikian penjelasan singkat mengenai Kriminitalitas Kelompok Geng Motor yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan tinggalkan pesan atau komentar di akhir postingan. Terima kasih.