Penyesuaian Diri Terhadap Depresi
Haber dan Runyon (1984) mengatakan penyesuaian diri adalah suatu
proses dan bukan keadaan yang statis sehingga efektifitas dari penyesuaian diri itu
sendiri ditandai dengan seberapa baik seseorang mampu menghadapi situasi dan
kondisi yang selalu berubah, dimana seseorang merasa sesuai dengan lingkungan
dan merasa mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Menurut Fahmi (Sobur, 2003) penyesuaian adalah suatu proses
dinamik terus menerus yang bertujuan untuk mengubah prilaku guna
mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dengan lingkungan. Yustinus
(2006) menyatakan penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang
sangat sulit didefinisikan karena penyesuaian diri banyak mengandung arti, kriteria
untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas, penyesuaian
diri dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri memiliki batas yang sama
sehingga akan mengaburkan perbedaan di antara keduanya. Penyesuaian diri
memiliki banyak arti, seperti pemuasan kebutuhan, keterampilan dan menangani
frustasi dan konflik, ketenangan pikiran atau jiwa atau bahkan pembentukan simtom- simtom.
Terkait dengan uraian diatas dapat disimpulkan penyesuaian diri
merupakan proses menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, penyesuaian diri ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Penyesuaian diri yang
positif adalah seseorang yang menerima kondisi lingkungan barunya, sedangkan
penyesuaian diri yang negatif adalah seseorang yang tidak menerima kondisi
lingkungan yang baru, sehingga menimbulkan, frustrasi, konflik, dan stress yang
berkepanjangan sehingga menimbulkan depresi.
Haber dan Runyon (1984) menyebutkan bahwa penyesuaian diri yang
dilakukan seseorang memiliki 5 (lima) karakteristik, yakni sebagai berikut:
- Persepsi terhadap realitas
Seseorang mengubah persepsinya tentang kenyataan hidup dan menginterpretasikannya, sehingga mampu menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya serta mampu mengenali konsekuensi dan tindakannya agar dapat menuntun pada perilaku yang sesuai. - Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan.
Mempunyai kemampuan mengatasi stres dan kecemasan berarti seseorang mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam hidup dan mampu menerima kegagalan yang dialami. - Gambaran diri yang positif.
Gambaran diri yang positif berkaitan dengan penilaian seseorang tentang dirinya sendiri. Gambaran diri yang positif baik melalui penilaian pribadi maupun melalui penilaian oranglain, sehingga seseorang dapat merasakan kenyamanan psikologis. - Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik
Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik berarti seseorang memiliki ekspresi emosi dan kontro lemosi yang baik. - Hubungan interpersonal yang baik
Memiliki hubungan interpersonal yang baik berkaitan dengan hakekat seseorang sebagai makhluk sosial, yang sejak lahir tergantung pada orang lain. seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang baik mampu membentuk hubungan dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat.
Berdasarkan karakteristik penyesuaian diri dapat ditarik kesimpulan
seseorang yang menyesuaikan diri, apabila ia dapat mengubah persepsinya tentang
kenyataan hidup dan menginterprestasikan dalam bentuk prilaku yang positif.
Penyesuaian diri memiliki gambaran yang positif melalui penilaian pribadi maupun
orang lain dan memiliki hubungan sosial yang baik pada semua orang yang ada
dilingkunganya. Seseorang yang menyesuaikan diri mampu mengatasi stres,
mengontrol emosional dan kecemasannya.
Beck (McDowell & Nevel, 1996) mendefinisikan depresi sebagai
pemikiran abnormal seseorang terhadap keadaan dirinya yang dimanifestasikan
dengan simtom-simtom, menurunnya mood subjektif, rasa pesimis, kehilangan
kespontanan dan gejala vegetatif (seperti kehilangan berat badan dan gangguan
tidur). Seseorang yang depresi cenderung menyalahkan diri sendiri. Hal ini
disebabkan adanya distorsi kognitif terhadap diri, dunia dan masa depannya sehingga dalam mengevaluasi dan menginterpretasi diri dan hal-hal yang terjadi
akan cenderung salah dalam menyimpulkan dan berpandangan negatif.
Beck menginterpretasikan bahwa orang yang mengalami depresi akan
mengadopsi cara berpikir yang negatif. Jika seseorang yang depresi mengalami kejadian negatif, ia akan menganggap dirinya sebagai penyebab kejadian negatif
yang dialaminya. Dengan demikian orang yang depresi cenderung berfikir
negatif dan memandang masa depan suram berdasarkan kejadian yang
dialaminya. Seseorang yang depresi menjadi lebih sensitif dalam menjalani
kehidupan dan menginterprestasikan kegagalan atau kekecewaan sebagai refleksi
dari sesuatu yang tidak sesuai mengenai dirinya.
Orang mengalami stres karena kehidupan sebelum dan sesudahnya mengalami perubahan. Biasanya orang tersebut tidak langsung menerima
setiap perubahan yang terjadi, cenderung menolak atau tidak menerima perubahan
tersebut sehingga menimbulkan depresi. Depresi ini dapat terjadi akibat
tekanan emosi secara berlebihan karena perasaan tidak senang terhadap
perubahan. Ketidaksenangan ini biasanya dilandasi oleh kepentingan pribadi. Contohnya narapidana dengan berbagai kasus kejahatan, seperti pembunuhan, pemerkosaan,
kekerasan dalam rumah tangga dapat memiliki tingkat depresi yang berbeda,
depresi pada narapidana ini dapat dipengaruhi oleh masa hukuman, pandangan
negatif korban, keluarga korban serta masyarakat.
Depresi pada orang dapat terjadi karena kegagalan dalam menjalani
masa hidup pada lingkungan baru sebagai suatu
kenyataan yang harus dihadapi. Orang juga menjalani perubahan yang dapat
diartikannya sebagai sesuatu yang baik dan rasional atau sesuatu yang tidak baik
dan membahayakan bagi dirinya, kelompok atau masyarakatnya.
Hasil pemikiran dari orang tersebut yang positif berhubungan dengan perubahan dan situasi yang
dialaminya sehingga menuntutnya untuk melakukan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang dinamis, efektifitas penyesuaian diri ditandai
dengan seberapa baik seseorang mampu menghadapi situasi dan kondisi yang
berubah dan merasa sesuai dengan lingkungan sehingga mendapatkan kepuasan
dalam pemenuhan kebutuhannya (Haber dan Runyon 1984).
Penyesuaian diri
yang baik muncul apabila seseorang mampu mengontrol emosinya pada situasi- situasi tertentu dan berperilaku sesuai dengan harapan dari lingkungan dimana
pun ia berada. Seperti yang dikatakan Haber dan Runyon (1984) bahwa
penyesuaian diri dikatakan efektif apabila seseorang mampu menghadapi situasi
serta kondisi yang selalu berubah.
Apabila kita tidak dapat menerima perubahan maka akan sulit
untuk melakukan penyesuaian diri dan akan memiliki pandangan
yang negatif terhadap diri sendiri, penilaian diri yang rendah, gangguan emosional
yang berlebihan, tidak memiliki motivasi dalam menjalani aktivitasnya dan
kondisi fisik yang menurun seperti kehilangan nafsu makan, gangguan tidur,
mudah lelah dan kehilangan libido sehingga membuat kita mengalami depresi.
Orang yang memiliki kemampuan untuk menerima
perubahan maka akan dapat menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungannya,
maka akan sangat kecil kemungkinan baginya untuk mengalami depresi pada saat
ia berinteraksi dengan orang lain. Akan tetapi, bagi orang yang mengalami
kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri maka sangat terbuka bagi dirinya untuk mengalami depresi pada saat ia harus menjalani hidupnya di lingkungan yang baru.
Menurut Haber dan Runyon (1984), seseorang melakukan penyesuaian
diri ketika memiliki gambaran diri yang positif terhadap orang lain dan mampu
melakukan apa yang orang lain lakukan sehingga dapat menyesuaikan diri.
Kemampuan mengontrol emosi dan mempuyai rasa percaya diri yang tinggi
berhubungan dengan perkembangan dan kematangan misalnya, intelektual, emosi
dan lingkungan sosial. Kemampuan seseorang mengekspresikan emosi dengan
baik sehingga terjalinnya hubungan interpersonal yang baik mampu membentuk
hubungan dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat.
Orang yang menyesuaikan diri dengan perubahan dapat menjalani
kehidupan di lingkungan yang baru. Penyesuaian diri yang baik
menunjukkan bahwa orang tersebut mulai menerima adanya perubahan,
mengambil keputusan untuk menerima perubahan tersebut serta menciptakan
kesempatan bagi diri sendiri untuk menerima perubahan dalam hidupnya dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sehingga terhindar dari
depresi. Oleh karena itu, keterkaitan penyesuaian diri dengan depresi pada
orang itu penting untuk dilakukan demi kehidupan yang lebih baik.
Demikian penjelasan singkat mengenai Penyesuaian Diri Terhadap Depresi yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan tinggalkan pesan atau komentar di akhir postingan. Terima kasih.