Faktor Penyebab Depresi
Model psikodinamika terbaru lebih terfokus pada isu-isu yang
berhubungan dengan perasaan individual akan self worth atau self esteem. Suatu
model, yang disebut model self focusing, mempertimbangkan bagaimana
mengalokasikan proses atensi seseorang setelah suatu kehilangan (kematian orang yang dicintai, kegagalan personal, dan lain lain).
Menurut model psikodinamika,
orang yang mudah terkena depresi mengalami suatu periode self examination
(self focusing) yang intens setelah terjadinya suatu kehilangan atau kekecewaan
yang besar. Seseorang menjadi terpaku pada pikiran-pikiran mengenai objek atau
tujuan penting yang hilang dan tetap tidak dapat merelakan harapan akan entah
bagaimana cara mendapatkannya kembali (Nevid, 2005).
Menurut teori psikodinamika klasik mengenai depresi yang dikemukakan
Freud dan para pengikutnya menyakini kemarahan orang yang ditinggalkan kepada
orang yang meninggalkannya terus-menerus dipendam, berkembang menjadi
proses menyalahkan diri sendiri, menyiksa diri sendiri, dan depresi yang
berkelanjutan. Orang-orang yang sangat tidak mandiri diyakini sangat rentan
terhadap proses tersebut. Teori psikodinamika klasik merupakan dasar pandangan
psikodinamika yang diterima secara luas yang menganggap depresi sebagai
kemarahan terpendam yang berbalik menyerang diri sendiri (Davison, 2010).
Menurut Beck, salah satu faktor penyebab depresi adalah proses berfikir, seseorang yang depresi memiliki pemikiran menyimpang dalam bentuk
interpretasi negatif. Seseorang depresi akan mengembangkan skema negatif,
skema yang salah dapat membuat seseorang yang depresi mengharapkan
kegagalan sepanjang waktu, skema yang menyalahkan diri sendiri membebani
seseorang dengan tanggung jawab atas semua ketidakberuntungan dan skema
yang mengevaluasi diri sendiri secara negatif terus-menerus mengingatkan
seseorang tentang ketidakberartian dirinya. Skema negatif bersama dengan
penyimpangan kognisi, membentuk apa yang disebut dengan triad. Triad depresi merujuk pada penilaian seseorang bahwa tidak dapat menghadapi tuntutan
lingkungan (Beck dalam Davidson 2006).
Pendekatan kognitif pada depresi memusatkan perhatian tidak pada apa
yang dikerjakan individu akan tetapi bagaimana pada individu memandang diri dan
dunia sekitarnya. Salah satu teori kognitif berpendapat bahwa individu yang
mudah terkena depresi telah mengembangkan sikap umum untuk menilai
peristiwa dari segi negatif dan kritik diri (Beck, dalam Akitson dkk, 1999).
Depresi menurut Beck berfokus pada peran berfikir negatif atau depresi,
seseorang yang rentan mengalami depresi memegang keyakinan yang negatif
terhadap dirinya sendiri, lingkungan, dan masa depan. Segitiga kognitif dari
depresi ini menghasilkan kesalahan tertentu dalam berfikir atau distorsi kognitif dalam merespon pada peristiwa negatif yang pada giliranya akan menyebabkan
depresi (Nevid dkk, 2005). Adapun faktor penyebab timbulnya depresi yang dikemukakan Lubis (2009), yaitu sebagai berikut :
- Faktor Fisik
- Faktor Genetik
Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki risiko lebih besar menderita gangguan depresi dari pada masyarakat pada umumnya. - Susunan Kimia Otak dan Tubuh
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan adanya perubahan akibat pengaruh bahan kimia seperti mengkonsumsi obat-obatan, minum-minuman yang beralkohol dan merokok. - Faktor Usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Namun sekarang ini usia rata-rata penderita depresi semakin menurun yang menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak terkena depresi. - Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi dari pada pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi akan tetapi karena wanita lebih sering mengakui adanya depresi dari pada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi pada wanita. - Gaya Hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi. - Penyakit Fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena mengetahui seseorang memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri (self-esteem) juga depresi. - Obat-obatan Terlarang
Obat-obatan terlarang telah terbukti dapat menyebabkan depresi karena mempengaruhi kimia dalam otak dan menimbulkan ketergantungan. - Kurangnya Cahaya Matahari
Kebanyakan dari seseorang merasa lebih baik di bawah sinar matahari dari pada hari mendung, tetapi hal ini sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka baik-baik saja ketika musim panas tetapi menjadi depresi ketika musim dingin. Mereka disebut menderita Seasonal Affective Disorder (SAD). - Faktor Psikologis
- Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut pula mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada narapidana yang lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvert salah satu aspek kepribadian itu adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik berasal dari diri seseorang seperti keluarga, masyarakat, dan luar diri individu seperti lingkungan sosial, antara lain melalui gambaran diri yang positif, hubungan interpersonal yang baik dengan keluarga dan lingkungan sosial, kemampuan mengontrol emosi dan rasa percaya diri. - Pola Pikir
Pada tahun 1967, psikiatri Amerika Aaron Beck menggambarkan pola pemikiran yang umum pada depresi dan dipercaya membuat seseorang rentan terkena depresi. Secara singkat, dia percaya bahwa seseorang yang merasa negatif mengenai diri sendiri rentan terkena depresi. - Harga Diri (self-esteem)
Harga diri yang rendah akan berpengaruh negatif pada seseorang yang bersangkutan dan mengakibatkan seseorang tersebut akan menjadi stres dan depresi. - Stres
Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau stres berat yang lain dianggap dapat menyebabkan depresi. Reaksi terhadap stres sering kali ditangguhkan dan depresi dapat terjadi beberapa bulan sesudah peristiwa itu terjadi. - Lingkungan Keluarga
Ada tiga hal seseorang menjadi depresi di dalam lingkungan keluarga yaitu dikarenakan kehilangan orang tua ketika masih anak-anak, jenis pengasuhan yang kurang kasih sayang ketika kecil dan penyiksaan fisik dan seksual ketika kecil. - Penyakit Jangka Panjang
Ketidaknyamanan, ketidakmampuan, ketergantungan dan ketidakamanan dapat membuat seseorang cenderung menjadi depresi.
Berdasarkan faktor-faktor penyebab depresi yang dipaparkan sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi depresi dapat
terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor fisik dan faktor psikologis. Semua
faktor depresi ini pada umumnya dikarenakan stres yang berkepanjangan sehingga menimbulkan depresi dengan faktor yang berbeda-beda.
Demikian penjelasan singkat mengenai Faktor Penyebab Terjadinya Depresi yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan tinggalkan pesan atau komentar di akhir postingan. Terima kasih.